[[------Catatan Harian Perawan Getjol------]]
( Siswi SMAN 1 Bojonegoro )
Haii!!
Pernah gak sih kalian boker dicelana?
Atau kalian liat orang boker dicelana?
Atau temen kalian boker dicelana?
Atau kalian yang dibokerin sama celana?
Kalo gue jujur gue pernah boker dicelana. Tapi gue jujur gak pernah boker dicelana pas disekolah. Iya, itu memang hal yang gak manusiawi banget, tapi itu hal yang dilakukan manusiawi. Walaupun tempat dimana dia harus keluarin boker itu dengan bijak sih belum. Belum sesuai dengan undang-undang kebokeran yang ada didunia manusiawi.
Gue malah punya temen yang pernah boker dicelana waktu SD. Iya, anak masih ingusan gitu mana berani bilang “Bu saya kebelet poop”. Yah walaupun orang dewasa bilang “Bilang aja gak berani” tapi sepertinya dalam jiwa anak kecil tersebut sudah tertanam jiwa ketakutan untuk bilang kalau “saya kebelet poop”. Bukan masalah takutnya sih. malu kali.
Sekitar 2 orang dari 33 anak yang rajin boker dirumah itu mengalami boker dicelana waktu sekolah. Yang pertama
1. 1. Julianto
Temen gue ini, baru bisa baca kelas 6 SD. Dan waktu waktu yang dia alami sebelumnya dia belum bisa baca. Maklum. SD gue berada didalam pelosok nya pelosok. Jauh dari jangkauan Pak Jokowi. Namanya Juli. Tapi lahirnya Juni. Gue gak tau apa orang tuanya salah baca kali. Atau mungkin salah netapin kalender di ruang tamunya?
Iya. Waktu itu suasan sih masih tenang2 aja. Dan si Juli ini duduk dibangku depan sedniri pas guru. Sebelahnya bisa dibilang anak paling nakal sendiri seantero sekolah gue. waktu jam istirahat tiba temen gue namanya Lukman bestienya si Juli ngajak Juli buat ke kantin beli jajan. Tapi Julinya gak mau. Dengan lagak dia sedang menahan sesuatu. Tanpa mengatakan satu patah katapun dalam mulutnya.
Mungkin lo bisa bayanngin. Orang yang lagi nahan boker, ditanyain mau kekantin apa gak, dan apa daya kekuatannya sudah dikuras habis saat dia harus menahan rasa sakitnya menahan boker dan hanya bisa geleng2 kepala. Iya kalo itu 1 kali. Lukman ini tanya berkali-kali mann.
Dan akhirnya Lukman pergi. Jam istirahatpun kelar. Waktunya masuk. Dan saat ditengah2 pelajaran ada semerbak bau tak sedap menyadap hidung si pentolan sekolah gue. namanya Rahman. Dingan bulu hidung yang semakin menjadi2 untuk berontak, dia mulai bersendawa “Ehmm.. Ambune opo ki? Sengak sengak plakentur. Soopo sing ngentut?!!”
Woy. Man. Itu didepan gurunya sendiri bilang SOPO SING NGENTUT. Dan juga didepan tersangka. Gue juga gak bisa bilang dia tersangka, karena dia juga termasuk korban boker dicelana waktu sekolah.
Dan akhirnya pandangan pertama mempertemukan Rahman dengan siapa dalang dari bau busuk itu. Saat dia tak sengaja menelengkan matanya kea rah samping bawah pas dimana bokong Juli dipajang. Terlihat bundaran air bah menyapu bokongnya Juli beserta kursi. Dengan Spontan mulut Rahman berkata
“WOYYY JULI KECIRITTT JULI KEEECIIRITTT!!!!”
Apahal? Dunia serasa berontak. Gue dengan bijak langsung kedepan liat ada apa. Dan lo tau gimana gesture tubuh serta mimic dari Juli? Gak akan ada yang bisa bedain antara malu atau mau semakin menahan rasa sakit menahan boker itu. Dia hanya tertunduk malu sambil menahan bokernya. Dan Rahman masih dengan “WOY JULI KECIRIT”
Guru gue langsung nyuruh Juli untuk ke kamar mandi sekolah. Tapi gue beritau kamar mandi gue waktu itu belum layak disebut sbg toilet sekolah.
Dia langsung berlari dengan boker yang digembolnya. Gue berharap kalo bokernya itu gak jatuh dijalan.
Dan waktu berseling lama. Bau rasa busuk itu masih menyayat hidung kita. Apa lagi Rhaman. Dia gak mau duduk disitu untuk waktu yang gak bisa ditentukan. Selama sisa lingkaran boker itu masih disitu dia gak akan mau bersanding dengannya.
Akhirnya guru gue nyuruh buat salah satu temen gue nemuin Juli. Tai saat kembali dia bilang kalo Juli gak ada. Lo tau Juli dimana?
Dia PULANG KE RUMAHNYA. Dan t=rumahnya itu jauh bangett.
Gue gak bisa bayangin kalo Sherlock Holmes nanti bisa pindah kerjaan dari nyari jejak lewat jejak kaki diganti lewat jejak t*i.
Si Juli meninggalkan bundaran sisa keciritnya tanpa ada kata perpisahan. Dia begitu saja berlari tanpa ada rasa bersalah “Trus nanti yang nyuci sisa boker gue siapa?”
Keesokan harinya. Karena gue berangkat siang hari itu, gue sudah disuguhkan dengan peristiwa kecirit season2. Yaitu nyuci sisa bundaran keciritnya si Juli. Iyah gue piker dia atau meaknya Juli yang bakal kesini nyuci tuh bekas. Temen gue yang waktu itu piket yang disuruh nyuci. OMG?? Speechless. Gue gak tau harus ngomong apa. Dan yang lebih parah hari itu Rahman yang nyuci.
2. 2. Reza
Kalo insiden ini, gue gak sebegitu inget guys. Karena ini udah lama banget. terjadi waktu gue duduk dibangku kelas 3 atau 4 an. Kalo insiden Juli tadi masih terngiang dikeapal gue karena itu kejadian boker dicelana waktu sekolah paling awakward yang pernah gue liat.
Itu aja cerita gue hari ini. Pesan moral dari cerita gue. jangan pernah piket diaman temen lo lagi boker dicelana. Kalo semisal piket lo dihari itu dan lo harus ngebersihin sisa bokerannya dia, pura2 mati/pura pura ikut boker dan melarikan diri. Supaya temen lo yang hari selanjutnya yang bakalan ngebersihin sisa bokeran lo.
Sign up here with your email